Sunday 14 March 2010

Aku-Sentris

Ada seorang 'teman' -yang tentu gak bisa disebutin namanya- punya penyakit AKU-SENTRIS. Apaan tuh aku-sentris? Gue sih nyebutnya 'aku-sentris' buat orang-orang yang kalo cerita, isi ceritanya tentang dirinyaaaaaaaaaaaaaaaaaa aja...
'Si teman' ini orangnya gak jahat kok, gak bisa juga dibilang gak asik, emang sedikit egois tapi... semua orang punya lah sisi egois, itu harus diakui. Bukan karena gue membicarakan tentang 'si teman' ini, terus gue jadi bilang kalo gue bukan orang yang egois. >.< Salah besar itu namanya. Gue juga egois di saat-saat tertentu.

Aaah~ sudahlah. Mari kita kembali ke topik 'aku-sentris' ini...

'Si teman' ini orangnya sangat ramah tapi berwatak keras dan berpendirian sangat kuat, malahan kadang bisa kita bilang dia selalu menganggap pendapatnya adalah yang terbaik bagi dirinya dan orang lain. Bagaimana dengan pendapat orang lain? Bukannya salah, tapi dirasa kurang tepat di hatinya.
Yang menjadi masalah adalah, setiap orang lain sedang kesusahan, sebagai orang yang baik dan memperhatikan orang lain, 'si teman' ini selalu ingin membantu dengan menjadi pendengar yang baik dan konsultan yang handal. Gue pernah melihat seorang sahabat gue tengah curhat pada 'si teman'. Usai bercerita-ria pada 'si teman', mungkin sahabat gue mulai merasa lega sudah mencurahkan unek-uneknya, kemudian dengan tenangnya menanyakan solusi pada 'si teman' ini.
Awalnya nampak biasa saja, namun 'si teman' mulai gue sadari malah bercerita tentang bagaimana dirinya jika mengalami masalah seperti sahabat gue itu. Inti persoalan hanya dilihat dari sudut pandang 'si teman' dan semua disangkut-pautkan dengan keberadaan dirinya dalam permasalahan itu atau sekedar pengalaman pribadinya -yang entah sungguhan terjadi atau hanya dikarang-karang saja- . Katanya, "Kalo dulu aku sih begini...begini... begini...makanya mungkin kamu harusnya begini...begini..begini kayak dulu aku nyelesain permasalahan itu"
Sahabat gue yang merasa kurang puas dengan solusi 'si teman' kemudian menyanggah... namun tetap saja jawaban 'si teman' adalah "Iya, kalo aku pribadi melihatnya itu sih blablabla...soalnya dulu aku...."
Dan, begitu gue perhatikan dalam beberapa kesempatan, ternyata 'si teman' memang selalu merespon pernyataan maupun pertanyaan orang lain dengan dirinya sendiri sebagai pusat dan dia memberikan saran dan solusi pada orang lain dengan menggunakan pengalaman pribadinya yang belum tentu benar jika diposisikan dalam permasalahan orang lain.
Aku-sentris ini penyakit yang memang tidak berbahaya, tapi menjadi sangat menyebalkan jika gue harus mendengar cerita orang yang aku-sentris dalam waktu yang lama.

"Helloooo... orang yang aku-sentris,,di mana gue dan orang lain berada?? Kenapa hanya ada kamu, kamu, dan kamu dalam setiap pembicaraanmu itu?? Apakah hanya kamu yang hidup dalam dunia ini?"

Pelajaran #1 (buat gue): jangan sering-sering bertanya pada orang yang punya penyakit aku-sentris.

0 comments: